BAB XII
PERANAN KOPERASI
1.
PERANAN
KOPERASI DI BERBAGAI KEADAAN PERSAINGAN
Koperasi adalah organisasi bisnis yang
dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam peranan atau kinerjanya, terdapat empat
jenis keadaan persaingan dalam koperasi yaitu Di Pasar Persaingan Sempurna ,
Persaingan Monopolistik, Persaingan Monopsoni, dan Persaingan Oligopoli. Untuk
lebih memahaminya, langsung saja kita masuk dalam pembahasan ini.
1.1. KOPERASI DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
1.1.1.
Hakikat
Persaingan Sempurna
Persaingan sempurna merupakan keadaan
dimana Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak
dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Persaingan sempurna adalah
struktur pasar yang paling banyak digunakan oleh ahli ekonomi. Model
persaingannya merupakan dasar analisis dan riset terapan yang luas. Adapun
karaktersitik yang menyebabkan terjadinya persaingan sempurna dalam suatu pasar
atau industri adalah sebagai berikut:
( Jumlah pembeli dan penjual yang
besar/banyak.
Jumlah yang besar merupakan gambaran
struktur dasar pasar persaingan sempurna. “Besar” disini, tidak mengacu pada
jumlah tertentu. Akan tetapi, harus ada cukup perusahaan sehingga masing-masing
perusahaan, sebesar apapun, hanya memasok sebagaian kecil dari jumlah
keseluruhan yang mempengaruhi pasar. Akibatnya, tingkat produksi perusahaan
(kapasitas penuh atau tidak berproduksi sama sekali), tidak akan berpengaruh
besar pada harga pasar.
( Seluruh perusahaan menjual produk yang
identik (Homogenitas produk).
Pembeli menganggap produk suatu perusahaan sama dengan produk perusahaan
lainnya. Dalam benak pembeli, produk setiap perusahaan dipandang sebagai
subsitusi yang sempurna bagi produk perusahaan manapun dipasar.
( Perusahaan bebas masuk dan keluar (Free
Entry And Exit).
Tidak ada hambatan untuk masuk ataupun
keluar dari pasar, baik bagi perusahaan mapun sumber-sumber daya yang digunakan
(seperti keuangan, teknologi dan sebagainya). Walaupun untuk masuk atau keluar
pasar mungkin memerlukan waktu, perusahaan-perusahaan pada struktur persaingan
bebas memiliki kebebasan untuk memilihnya. Asumsi ini dapat menjamin kinerja
yang efisien dari perusahaan-perusahaan dalam pasar yang kompetitif
( Pengetahuan yang sempurna dari pembeli dan
penjual.
Pembeli maupun penjual diasumsikan
memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai kondisi pasar. Informasi dapat
diperoleh secara cuma-cuma.
1.1.2.
Kinerja
Jangka Pendek Koperasi.
v
kemampuan
koperasi sama dengan kemampuan manajerial pesaingnya.
Dalam persaingan sempurna, suatu koperasi
tidak mempunyai kendali atas harga pasar. Kurva permintaan koperasi akan sangat
elastis, ia dapat menjual sebanyak mungkin atau sesedikit mungkin output sebagaimana
yang dikehendakinya tanpa mampu memengaruhi harga. Sesuai dengan kaidah
AC=MR=HARGA (dalam pasar persaingan sempurna), satu-satunya perbedaan antara
perusahaan biasa dengan koperasi adalah koperasi akan menyediakan jumlah lebih
banyak untuk harga yang sama, bila dibandingkan dengan perusahaan biasa. Oleh
karena itu dalam jangka pendek, keputusan untuk membeli dari koperasi tidak
memiliki keunggulan dibandingkan dengan membeli dipasar (open market).
v
Koperasi
dengan kemampuan manajerial yang lebih rendah dari pada pesaing.
Dalam pasar persaingan sempurna, kemampuan
yang lebih rendah akan bermakna bergesernya kurva biaya ke bawah. Terdapat
suatu kesenjangan kemampuan (Ability Gap) yang besar jika kurva biaya rata-rata
minumum berada dalam situasi si atas kurva permintaan, maka koperasi tiak akan
bersaing. Dalam jangka pendek, koperasi dengan kemampuan manajerial yang lebih
rendah dapat bertahan, sepanjang ia dapat menghindari kerugian produksi.
Koperasi dalam menjual produk yang homogen pada tingkat harga yang sama,
seperti para pemasok non-koperasi, bahkan jika jumlah produk yang dipasok lebih
sedikit.
v Koperasi dengan kemampuan manajerial yang
lebih tinggi dari pada pesaing.
Suatu koperasi dengan tingkat persaingan yang lebih tinggi dapat
memproduksi output tertentu dengan biaya yang lebih rendah dari pada
pesaingnya. Apakah keberhasilan ini mengubah kebijakan harga dan kinerja
komperatif koperasi? Jawabannya tidak. Satu-satunya perubahan yang terjadi
(bila dibandingkan dengan kedua kasus diatas atau sebelumnya) adalah tingkat
produksi yang lebih tinggi. Sampai ekuilibrium baru koperasi dengan peningkatan
produksinya tercapai, para anggota akan menyadari manfaat/keunggulan yang lebih
tinggi. Tetapi sebagaimana yang telah di telaah situasi seperti itu untuk
dijaga dan keunggulan koperasi berkurang dari waktu ke waktu. Pada saat
ekuilibrium, koperasi tidak dapat memberikan anggotanya keunggulan yang tidak
dimiliki pada pesaing. Sebagai kesimpulan, dalam persaingan sempurna jangka
pendek, koperasi tidak berfungsi karena tidak memiliki keunggulan komperatif
dalam memajukan anggotanya.
1.1.3.
Kinerja
Jangka Panjang Koperasi.
Dalam jangka panjang, koperasi hanya
menggunakan faktor-faktor variabel produksi maka ia dapat mengubah kapasitas
produksinya. Dalam analisis kinerja komperatif jangka panjang koperasi dalam
suatu pasar persaingan sempurna, akan dibedakan kembali kasus-kasus kemampuan
koperasi dalam tingkat yang sama, lebih rendah serta lebih tinggi.
·
Koperasi
dengan kemampuan manajerial yang sama dengan kemampuan pesaing.
Dalam jangka panjang, harga dalam pasar
persaingan sempurna (dalam tingkat return to scale yang konstan) akan sama
dengan biaya produksi rata-rata minimumnya. Tidak akan ada perbedaan baik dalam
harga maupun kuantitas barang yang dijual koperasi maupun perusahaan
non-koperasi yang memaksimalkan keuntungan (laba). Namun, dalam jangka pendek,
koperasi akan mampu menghasilkan output lebih banyaj dengan harga yang sama.
Kaidah harga ini berlaku bagi seluruh partisipan pasar.
·
Koperasi
dengan kemampuan manajerial yang lebih rendah dari pada pesaing.
Jika koperasi yang memiliki kemampuan
lebih rendah (berarti biaya lebih tinggi), dalam jangka panjang, koperasi ini
mungkin tidak dapat bertahan. Harga pasar hanya akan menutup minimum kurva
biaya rata-rata jangka panjang (Long run average cost atau LRAC). Karena
koperasi hanya merupakan pemain kecil yang tidak mampu mempengaruhi harga
pasar, ia tidak dapat meminta anggotannya untuk membayar lebih mahal dari harga
pesaing. Dengan struktur biaya yang lebih tinggi, koperasi akan menderita
kerugian. Dalam jangka pendek, koperasi dengan kemampuan lebih rendah dapat
bersaing dibawah kondisi-kondisi tertentu. Namun, hal ini sulit terjadi dalam
jangka panjang. Kematian ekonomi dari suatu koperasi tak dapat terelakan.
Koperasi dengan kemampuan rendah mungkin dapat bertahan untuk jangka waktu
tertentu karna tertolong oleh antusiasme dan kesetian anggota mereka. Jika
manfaat bagi anggota tidak didahulukan maka kesetiaan anggota akan menurun.
Bila ini terjadi koperasi akan lenyap kecuali ia mampu menekan biaya atau
meningkatkan kemampuan manajerialnya.
·
Koperasi
dengan kemampuan manajerial yang lebih tinggi.
Koperasi yang memiliki kemampuan manajerial yang lebih tinggi dapat
melebihi pesaingnya melalui dua stretegi yaitu:
a) Menyediakan
barang dengan harga yang lebih rendah.
b) Memberikan
harga yang sama dengan pesaing kemudian membagi SHU (patronage refund) kepaa
anggota.
Koperasi dapat mempertahankan keunggulan
kompetitifnya dalam jangka panjang hanya jika ia berhasil mengurangi biaya
terus-menerus pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan kompetensi koperasi
yang sifatnya permanen.
2.1. KOPERASI DALAM PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA (MONOPOLISTIK)
Asumsi yang menjadi dasar dari model
persaingan Monopolistik secara esensial sama dengan persaingan sempurna,
kecuali dalam hal homogenitas produk. Dalam persaingan ini, para penjual
bersaing melalui diferensial produk. Diferensial ini berasal dari perbedaan
kualitas, periklanan, lokasi penjualan, kemasan, dan lain-lain. Saat penjual
mengubah harganya, tidak akan ada perpindahan total kosumen. Kurva permintaan
pun tidak akan horizontal melainkan menurun, menandakan elastisitas permintaaan
kurang maksimal.
2.1.1.
Analisis
Kinerja Jangka Pendek Koperasi.
« Kemampuan koperasi sama dengan pesaing
lain.
Suatu koperasi yang bertujuan
memaksimalkan laba akan beroperasi pada MC=MR. Jika terdapat laba yang cukup
besar dalam koperasi, maka SHU (patronage refund) dapat dibagikan. Pada saat
laba diperoleh, anggota baru akan tertarik untuk bergabung dengan koperasi,
sehingga outputnya akan meningkat. Keputusan apa yang dianggap “optimal”?, dan
strategi harga apa yang sebenarnya akan dilakukan? Merupakan sebuah pertanyaan
yang sulit dijawab secara umum, sebab kerena hal ini tergantung pada distribusi
kekuatan dan pola partisipasi dalam koperasi yang bersangkutan. Dalam jangka
pendek, koperasi dengan kemampuan yang sama dengan pesaing, dapat , memberikan
keuntungan harga yang jelas bagi anggotanya dibandingkan dengan pasar. Manfaat
jangka pendek tambahan diperoleh jika pelayanan yang dijual merupakan sesuatu
yang baru bagi anggota (misalnya pupuk, dinegara berkembang) karena penghapusan
efek monopoli, koperasi tidak hanya menjual barang dengan harga murah, tetapi
dengan jumlah yang banyak, dalam hal ini input yang baru. Dengan demikian,
inovasi yang dilakukan akan menjadi lebih mudah dan menguntungkan.
« Koperasi dalam kemampuan yang lebih rendah.
Apabila kemampuan manajerial koperasi lebih
rendah daripada perusahaan swasta, maka koperasi masih akan mampu menyediakan
pelayanan yang lebih baik lagi bagi anggota sepanjnag kurva biaya rata-rata
memotong fungsi permintaan pada titik yang lebih rendah dari harga yang diminta
oleh perusahaan swasta. Bahkan dalam jangka pendek pun, kesenjangan kemampuan
ini tidak akan mampumenghalangi keunggulan komparatif koperasi.
2.1.2.
Anaslisis
Kinerja Jangka Panjang Koperasi.
Ë Kemampuan koperasi sama dengan pesaing
lain.
Sekalipun koperasi dalam persaingan tidak
sempurna dapat menghasilkan laba, bukan berarti ia mampu menyaingi laba
perusahaan swasta. Pangsa pasar koperasi terlalu kecil untuk dapat memberikan
dampak langsung pada penjual lainnya. Keuntungan “pribadi” (private profit) ini
akan menarik pemain baru untuk memasuki pasar. Akibatnya permintaan akan
sedikit demi sedikit berkurang. Pesaing baru tidak akan masuk lagi ketika
seluruh laba tela habis. Harus diingat bahwa dalam jangka panjang, pemilihan
harga oleh koperasi memiliki keterbatasan. Koperasi tidak dapat beroperasi
ketika biaya rata-rata jangka panjangnya minimal, maupun biaya marginal jangka
panjangnya memotong kurva pendapat rata-rata, karena kedua kondisi itu akan
mengakibatkan kerugian.
Ë Koperasi dalam kemampuan yang lebih rendah.
Lebih sulit menelaah koperasi dengan
kemampuan yang lebih rendah pada persaingan monopolistik. Ketika fungsi
permintaan sama bagi semua pelaku pasar, produsen yang berbiaya lebih tinggi
tidak akan mampu bersaing karena fungsi permintaan akan lebih rendah dari biaya
jangka panjangnya. Koperasi akan berproduksi dalam keadaan merugi. Setiap
produsen juga merupakan monopolistik kecil. Ia dapat mempengaruhi permintaan
melalui periklanan atau promosi penjualan.
1.1. KOPERASI DALAM PERSAINGAN MONOPSONI
Monopsoni adalah keadaan dimana satu
pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas
barang dan/atau jasa dalam suatu pasar. Monopsoni dapat dikatakan kebalikan
dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu pembeli saja yang membeli
produk yang dihasilkan . Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah
Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar
dalam harga bagi petani adalah nonsen. Salah satu contoh monopsoni juga adalah
penjualan perangkat kereta api di Indonesia. Perusahaan Kereta Api di Indonesia
hanya ada satu yakni KAI, oleh karena itu, semua hasil produksi hanya akan
dibeli oleh KAI. Apabila seorang pengusaha membeli suatu factor produksi secara
bersaing sempurna dengan pengusaha lain,maka ia secara perorangan tidak bisa
mempengaruhi harga dari factor produksi itu. Misalkan penawaran dari suatu
factor produksi x ditunjukkan oleh fungsi dibawah ini:X = f.(Hx), Dimana x =
jumlah factor produksi yang ditawarkan, Hx = harga dari faktor produksi
itu,sedang f = fungsi. Bagi pengusaha tadi yang bertujuan mencapai keuntungan
maksimum,berlakulah syarat dibawah ini :
Y = f(x), Maka agar mencapai maksimum,berlaku juga syarat dibawah
ini :
dП/dx = Hy.dY/dX – Hx = 0
Hy. dY/dX = HxHy. dY/dX adalah nilai produk marjinal ditinjau dari
factor poduksi x yang dipakaI.
Apabila harga produksi X itu adalah H1
maka pengusaha akan membeli dan mempergunakan factor produksi tersebut sejumlah
X1. kalau factor harga naik menjadi H2 maka jumlah yang dibeli dan dipakai
adalah X2. dan sebaliknya,apabila harga turun menjadi H3 maka jumlah yang
dibeli dan dipakai adalah X2. dan sebaliknya apabila harga turun menjadi H3
maka jumlah yang dibeli dan dipakai X3, dalam semua keadaan itu,nilai produk
marjinal dari factor x sama dengan harga factor itu.. Bagaimana keadaan apabila
pengusaha merupakan pembeli tunggal dari factor produksi tersebut. Dengan kata
lain,pengusaha tersebut merupakan pengusaha monopsoni?? Pengusaha monopsoni itu
sekarang menghadapi kurva penawaran dari factor produksi yang akan dibeli. Pada
umumnya kurva penwaran ini bersudut positif. Bagi pengusaha monopsoni berlaku
syarat sebagai berikut apabila bertujuan mencapai keuntungan yang maksimum.
1.1. KOPERASI DALAM PERSAINGAN OLIGOPOLI
Pasar oligopoli dari segi bahasa berasal
dari kata olio yang berarti beberapa dan poli yang artinya penjual adalah pasar
di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya
jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Persaingan di
antara beberapa anggota penjual (oligopoli) berbeda dari persaingan di antara
banyak anggota (persaingan sempurna dan tidak sempurna) karena terlalu
sedikitnya anggota, akan menghasilkan saling ketergantungan dalam pengambilan
keputusan. Masing-masing perusahaan yang sedikit itu akan menyadari bahwa
keputusannya akan memberikan pengaruh yang signifikan atas
perusahaan-perusahaan lain, sehingga perilaku masing-masing perusahaan sangat
tergantung pada apa yang diharapkan akan dilakukan oleh perusahaan lain.
1.1.1.
Strategi
- Strategi Harga Koperasi.
Dalam strategi dasar koperasi dibedakan
menjadi dua yaitu “Penggunaan faktor harga sebagai parameter tindakan” dan
“Penggunaan faktor non-harga melalui pengurangan biaya, diferensiasi produk,
kualitas dan lain-lainnya”. Suatu koperasi bisa mengaktifkan persaingan harga
pada pasar oligopoli. Harga dapat dikurangin dalam jumlah yang cukup besar.
Dengan kebijakan harga yang aktif, koperasi menciptakan insentif yang kuat bagi
para pesaingnya untuk menyingkirkan koperasi yang baru masuk. Jika koperasi
berproduksi dengan kemampuan lebih rendah (biaya lebih tinggi), para pesaing
dapat dengan mudah melenyapkan pihak luar dan membuat koperasi bergantung pada
bantuan luar untuk bertahan hidup. Faktor-faktor yang menyebabkan pesaing
oligopolistik akan memulai perang harga untuk menyingkirkan koperasi jika
produknya sejenis atau homogen adalah sebagai berikut:
i.
Selisih biaya (keunggulan biaya) koperasi.
ii.
Posisi likuiditas para pelaku pasar.
iii.
Kesediaan anggota untuk membiayai kerugian yang
mungkin terjadi (tingkat kesetian anggota).
1.1.2.
Kepemimpinan
Harga (Price Leadership).
Dalam hal ini, sekalipun kemampuan
manajerial koperasi tidak memiliki yang lebih rendah, akan lebih baik jika
koperasi menggunakan faktor harga sebagai parameter tindakan harga secara
hati-hati, agar bisa bertahan dalam persaingan-mengingat bahwa oligopoli
pemotongan harga dapat dengan mudah lepas kendali. Jika koperasi dikelolah
untuk keuntungan anggota, koperasi dapat menggunakan metode-metode tersendiri
untuk memajukan anggotanya, seperti membayar SHU (patronage refund) maupun
memberikan pelayanan yang lebih baik (menggunakan persaingan non-harga). Salah
satu cara untuk mencegah perang harga yang merusak koperasi adalah dengan
“mengikuti Kepemimpinan (Harga)” dalam menjual.
Jika kepemimpinan harga yang terjadi
membuat para partisipan dapat memaksimalkan laba, maka akan mudah bagi
perusahaan baru, terutama bagi koperasi yang tidak berorientasi pada laba,
untuk memasuki pasar. Sepanjang dengan bergabungnya koperasi dalam pasar tidak
mengganggu kekuasaan dan posisi pemimpin harga, maka masuknya koperasi masih
dapat ditoleransi selama mengikuti pemimpin harga tersebut. Mengikuti
kepemimpinan harga merupakan strategi yang rasional bagi koperasi, jika
koperasi tersebut kecil atau memasuki pasar dengan biaya awal lebih tinggi, dan
oleh karena itu secara de facto wajib mengikuti pemimpin yang sudah mapan. Bagi
sebagian besar koperasi, hal ini merupakan asumsi yang sangat realistis.
DAFTAR PUSTAKA:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_persaingan_sempurna
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
http://dantelaruku.blogspot.com/2010/01/bab-9-peranan-koperasi-di-berbagai.html
http://muhammadsupri94.blogspot.co.id/2014/10/peranankoperasi-diberbagai-keadaan_28.html
EKONOMI
KOPERSI; Teori dan Manajemen/Prof. Dr. Jochen Ropke-edisi kedua-yogyakarta;Graha
Ilmu, 2013